Facebook sedang menyelidiki kemungkinan perubahan dalam penggunaan Live streaming setelah serangan teroris di Selandia Baru, tulis oleh seorang wanita petinggi Facebook Sheryl Sandberg ke Selandia Baru Herald. Perusahaan teknologi sedang mencari tahu apakah jumlah pengguna yang dapat memulai Live streaming dapat dibatasi.
Akan diperiksa apakah pengguna sebelumnya telah melanggar aturan dari Facebook, Seorang pria menewaskan lima puluh orang awal bulan ini dalam serangan terhadap dua masjid di kota Christchurch, kejadian dari serangan itu bisa diikuti melalui Live Facebook diaman sang Pelaku membawa kamera yang di letakan diatas kepalanya.
Sandberg telah diberitahu bahwa kami harus berbuat lebih banyak, dan mereka juga pikir begitu, ucap Sandberg. “Kami memperketat aturan untuk Live Facebook dan akan berbuat lebih banyak untuk mencegah penyebaran kebencian melalui platform Facebook.
Setelah serangan itu,kini Facebook menghapus akun penyerang dan menyebarkan video menyebar melalui media sosial. Namun, videonya sudah dibagiakn secara luas, Sandberg menunjukkan bahwa video tersebut sebagian besar dibagikan karena adanya pengguna yang mengedit dan kemudian membagikan video aslinya.
Menurutnya, Facebook akan mencari cara yang lebih baik untuk menemukan versi video yang dimodifikasi lebih cepat. Selain itu, Sandberg menulis jika mendukung atau merayakan serangan teroris dalam pesan Facebook dilarang. Halaman-halaman dari berbagai kelompok di Australia dan Selandia Baru telah dihapus.